ABOUT
DisastersID merupakan gerakan solidaritas kebencanaan dikenal dengan Disaster Solidarity Indonesia (DisastersID) yang bergerak secara mandiri, independen dan non profit.
Gerakan ini berawal dengan dirintisnya dan dibangunnya situs www.disasters.id yang dikelola untuk berbagi informasi, publikasi dan dokumentasi kebencanaan.
Seiring perjalanan waktu dan perkembangan dalam 2 tahun ini, kegiatan mencari dan mendapatkan informasi dan dokumentasi di lokasi-lokasi bencana terdapat penambahan aktifitas.
Secara spontanitas, aktifitas tambahan yaitu menemani atau mendampingi para penyintas bencana. Meski kegiatan tersebut berjalan secara mandiri, tanpa ada permintaan. Namun setelah dievaluasi ternyata memang sangat dibutuhkan.
Kegiatan menemani atau istilah kerennya pendampingan ini berasal saat mengumpulkan informasi di lokasi bencana gerakan tanah Dusun Suradita, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung, Sukabumi pada Januari 2021.
Saat itu, sempat tinggal bersama para penyintas bencana hampir satu bulan. Kegiatan di antaranya berkomunikasi, dengan lebih banyak mendengarkan keluh kesah dan harapan para penyintas bencana.
Berikutnya, kegiatan menemani para penyintas bencana itu berlanjut di lokasi bencana gerakan tanah Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi. Kegiatan ini berlangsung sejak Februari 2021.
Berdasarkan aktifitas menemani para penyintas pascabencana selama 2 tahun ini, dan akan terus dipantau hingga penanganannya tuntas
akhirnya Disasters.ID bermetamorfosa sebagai Gerakan Solidaritas Kebencanaan dikenal dengan Disaster Solidarity Indonesia (DisastersID).
Kegiatan menemani para penyintas bencana merupakan salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan pascabencana. Untuk melengkapi kegiatan-kegiatan lain mulai dari prabencana, saat tanggap darurat, termasuk kegiatan jurnalistik.
Sukabumi, 20 Januari 2023
Bagaimana Cara Mendukungnya, Silakan Baca Juga : SUPPORT DISASTERS.ID
Awal Pendirian
Disasters.ID merupakan situs web independen dan non profit yang dirintis, dibangun dan dikelola untuk berbagi informasi, publikasi dan dokumentasi kebencanaan.
Konten dalam situs web ini di antaranya berupa artikel dan foto. Selain itu akan berfokus pada informasi dan upaya Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat.
Situs web ini tentunya masih terus dikembangkan, dan dalam prosesnya sangat mengandalkan dukungan para pembaca agar situs web ini lebih menyebar dan dapat lebih bermanfaat bagi kita semua.
Membangun situs web bertajuk khusus kebencanaan ini sudah lama dipikirkan. Selain memang negeri kita ini, Indonesia berada di daerah rawan bencana, juga pernah mengalami sebagai penyintas gempa bumi tahun 1973-1974.
Selain itu seringnya berkegiatan ke daerah-daerah rawan bencana dan lokasi bencana, baik sebagai sukarelawan maupun menjalankan tugas jurnalistik untuk media cetak, media online hingga kantor berita.
Keinginan lebih menguat saat ikut dalam tugas kemanusiaan dalamPenanganan PascaGempa dan Tsunami Aceh 26 Desember 2004 selama dua pekan di Calang, Kabupaten Aceh Jaya, 10-25 Januari 2005.
Ditambah lagi di Sukabumi, bencana silih berganti setiap tahunnya, bahkan setiap bulannya melanda berbagai daerah. Mulai bencana gempa, tanah bergerak, longsor, angin puting beliung, banjir, hingga banjir bandang.
Sehingga Sukabumi dikenal sebagai salah satu daerah ‘Supermarket Bencana’ di Provinsi Jawa Barat.
Bencana-bencana yang terjadi itupun bukan hanya merusakan bangunan rumah, bangunan fasilitas keagamaan, sosial dan umum serta lahan pertanian. Juga bencana-bencana ini mengakibatkan timbulnya korban jiwa.
Seperti tanah longsor yang menimbun permukiman di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Senin 31 Desember 2018 petang.
Bencana hidrometeorologi yang terjadi menjelang pergantian tahun itu mengakibatkan 32 orang meninggal dunia, 1 orang hilang tertimbun dan merusakkan 29 rumah dihuni 30 kepala keluarga (KK) berjumlah 100 jiwa.
Belum lagi bencana tanah bergerak di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung yang mulai terekspos media massa, Senin 22 April 2019 dan terus bergerak hingga November 2020 ini.
Bencana geologi ini mengakibatkan rusaknya sebanyak 90 rumah dan 3 unit fasilitas umum di zona merah, 26 hektar lahan sawah dan sepanjang 200 meter jalan provinsi penghubung Sukabumi-Nyalindung-Sagaranten.
Sedangkan seluruhnya jumlah rumah 129 unit dihuni 161 kepala keluarga berjumlah 482 jiwa. Kini Kampung Gunungbatu tidak dapat dihuni, di antaranya 74 KK menempati hunian sementara (Huntara) yang dibangun Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Pada 2020 ini, di tengah Pandemi Covid-19 bencana gempa darat Magnitudo 5,0 menggoyang Kabandungan, Selasa 10 Maret 2020 petang.
Akibat gempa ini di antaranya merusak rumah 1.773 unit meliputi 266 unit rusak berat, 519 unit rusak sedang dan 998 unit rusak ringan.
Ribuan rumah itu menyebar di 6 kecamatan yakni Kalapanunggal, Kabandungan, Cidahu, Cikidang, Parakansalak, dan Warungkiara. Jumlah terbesar di Kecamatan Kalapanunggal dan Kabandungan.
Setelah itu longsor dan banjir bandang dari kawasan Gunung Salak, Senin 21 September 2020 petang. Bencana yang berangsung saat hujan mengguyur deras menerjang 13 desa di tiga kecamatan yaitu Cicurug, Cidahu dan Cicurug.
Paling parah terjadi Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug yang berlokasi tepat di lembahan aliran sungai Cibuntu di kaki Gunung Salak. Tercatat sebanyak 21 unit rumah rusak, di antaranya satu unit terbawa hanyut.
Bencana hidrometeorologi ini menimbulkan korban jiwa sebanyak tiga orang terbawa hanyut dan berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Dalam proses awal pembangunan situs web ini, bencana angin puting beliung menerjang Desa Tugubandung, Kecamatan Kabandungan, Kamis (30/10/2020) sore. Tercatat sebanyak 85 unit rumah rusak mayoritas atapnya dan 3 rumah di antaranya ambruk.
Akhirnya niatan membangun situs web semakin lebih dibulatkan dan difokuskan, meski di tengah Pandemi Covid-19 yang serba kekurangan. Setidaknya meski dalam kondisi terbatas, masih tetap bisa berkarya.
Situs web ini akhirnya diputuskan bernama Disasters.ID dengan slogan Tetap Waspada Selalu Siap Siaga (TWS3), hashtag #DisastersID #DSTRS #DSTRS20 dengan semboyan #MitigasiUntukKehidupan
Dengan hadirnya situs web Disasters.ID diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dan semesta alam. Juga setiap peristiwa bencana dapat dijadikan pelajaran agar kita lebih meningkatkan pengurangan risiko bencana dan kesiapsiagaan.
Mohon doa restu dari saudara-saudara, sahabat-sahabat, teman-teman dan semuanya penghuni bumi ini ….
Dan terimakasih atas doa dan segala dukungannya …
Tetap Waspada Selalu Siap Siaga (TWS3)
Basmallah ….
Sukabumi, 20 November 2020
Salam Tangguh
BUDIYANTO