JOURNAL

198 Keluarga Korban Bencana Terima Rp.594.000.000

SUKABUMI, DISASTERS.ID – Sebanyak 198 kepala keluarga korban bencana tanah bergerak di Sukabumi, Jawa Barat menerima bantuan dana tunggu hunian (DTH) dari pemerintah pusat.sebesar Rp.594.000.000.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan 198 KK meliputi 128 KK berasal dari Dusun Ciherang Desa Cijangkar dan 22 KK dari Kampung Jati, Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung.

Serta 48 KK berasal dari Dusun Suradita, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung.

Masing-masing KK menerima Rp.500.000 per bulan selama 6 bulan dengan jumlah Rp.3.000.000.

Total bantuan DTH dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu disalurkan untuk tiga lokasi sebesar Rp.594.000.000.

Wakil Bupati Sukabumi, Iyos Somantri mengatakan bantuan DTH disalurkan kepada para penyintas bencana tanah bergerak sambil menunggu  pembangunan hunian tetap (huntap) selesai.

“Alhamdulillah bantuan DTH dapat disalurkan hari ini dan dapat dinikmati,” kata Iyos pada  sambutan saat penyaluran bantuan DTH di Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Nyalindung, Jumat (28/5/2021)

Menurut Iyos bantuan DTH ini setiap kepala keluarga menerima limaratus ribu rupiah setiap bulan selama enam bulan. Jadi jumlahnya masing-masing kepala keluarga menerima tigajuta rupiah.

“Mudah-mudahan bantuan ini bermanfaat, maslahat dan barokah,” ujar mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi itu.

Iyos mengatakan selain penyaluran bantuan DTH, hari ini juga para penyintas mendapatkan bantuan logistik. Berupa beras, mi instan, gula pasir, minyak, kecap, ikan asin.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat, Dani Ramdan menuturkan bencana tanah bergerak di Nyalindung Sukabumi ini sudah memasuki persiapan relokasi bagi para penyintas.

Untuk menunggu selesainya proses penyediaan hunian tetap (huntap) bagi para penyintas diberikan bantuan DTH. Masing-masing kepala keluarga (KK) Rp.500.000 selama enam bulan.

“Dengan harapan enam bulan ke depan
kami bisa menyiapkan hunian tetap bagi para penyintas,” tutur Dani di lokasi Dusun Ciherang, Nyalindung.

“Rencananya huntap dibangun di lokasi lebih aman dan nyaman,” sambung dia.

Bencana tanah bergerak mulai dilaporkan di dua kecamatan, yaitu Nyalindung dan Gegerbitung sejak awal Desember 2020 hingga Januari 2021.

Akibat bencana geologi tersebut sejumlah bangunan rumah, jalan lingkungan dan lahan pertanian rusak. Bahkan di antaranya terdapat bangunan rumah ambruk.

Facebook Comments